Jakarta (ANTARA News) - Country Director Qualcomm Indonesia,
Shannedy Ong, mengungkapkan bahwa saat ini Qualcomm tidak hanya berfokus
dalam mendukung perangkat smartphone, tetapi juga mengembangkan
teknologi di bidang lain.
"Kami tidak hanya fokus di smartphone, karena mobile technology itu sudah mengekspansi ke teknologi-teknologi lain," kata dia, di Jakarta, Selasa.
"Sekarang Qualcomm bukan hanya di phone, kami telah beyond phone, dalam arti ada teknologi-teknologi yang di luar handset, contohnya misalnya IoT dan otomotif," sambung dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pada gelaran CES (Consumer Electronics Show), awal Januari lalu, banyak sekali, seperti perusahaan otomotif antara lain Audi, Mercedes Benz, BMW dan Tesla yang telah mengadopsi chipset Qualcomm untuk menciptakan smartcar mereka.
Khusus untuk yang otomotif, Shannedy mengatakan chipset yang digunakan mengusung desain yang sedikit berbeda. Pasalnya, penggunaan di otomotif butuh ketahanan yang sangat tinggi.
"Jadi, yang kita bicarakan adalah life time, harus sedikit beda dibanding handset karena chipset kalau diaplikasikan ke mobil butuh ketahanan yang sangat tinggi," ujar dia.
Sementara itu, untuk IoT (Internet of Thing), Shannedy menjelaskan bahwa chipset yang digunakan mirip seperti smartphone, namun dengan sedikit penyesuaian. Penerapan chipset Qualcomm dalam IoT menjadi bagian dari smart city, misalnya smart metering.
"Smart metering, terminologinya kita sebut IoT, tapi ada mobile technology dibaliknya. Jadi, kami memanfaatkan core bisnis kami untuk merangkap ke teknologi yang lain," kata Shannedy "Tidak ada lagi orang secara manual cek rumah, tapi tergantung infrastrukturnya juga," lanjut dia.
Melihat tren big data saat ini yang segala sesuatu disimpan secara virtual, misal di layanan penyimpanan data di komputasi awan, yang membutuhkan pusat data. Qualcomm berminat untuk ambil bagian.
"Kami tidak hanya fokus di smartphone, karena mobile technology itu sudah mengekspansi ke teknologi-teknologi lain," kata dia, di Jakarta, Selasa.
"Sekarang Qualcomm bukan hanya di phone, kami telah beyond phone, dalam arti ada teknologi-teknologi yang di luar handset, contohnya misalnya IoT dan otomotif," sambung dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pada gelaran CES (Consumer Electronics Show), awal Januari lalu, banyak sekali, seperti perusahaan otomotif antara lain Audi, Mercedes Benz, BMW dan Tesla yang telah mengadopsi chipset Qualcomm untuk menciptakan smartcar mereka.
Khusus untuk yang otomotif, Shannedy mengatakan chipset yang digunakan mengusung desain yang sedikit berbeda. Pasalnya, penggunaan di otomotif butuh ketahanan yang sangat tinggi.
"Jadi, yang kita bicarakan adalah life time, harus sedikit beda dibanding handset karena chipset kalau diaplikasikan ke mobil butuh ketahanan yang sangat tinggi," ujar dia.
Sementara itu, untuk IoT (Internet of Thing), Shannedy menjelaskan bahwa chipset yang digunakan mirip seperti smartphone, namun dengan sedikit penyesuaian. Penerapan chipset Qualcomm dalam IoT menjadi bagian dari smart city, misalnya smart metering.
"Smart metering, terminologinya kita sebut IoT, tapi ada mobile technology dibaliknya. Jadi, kami memanfaatkan core bisnis kami untuk merangkap ke teknologi yang lain," kata Shannedy "Tidak ada lagi orang secara manual cek rumah, tapi tergantung infrastrukturnya juga," lanjut dia.
Melihat tren big data saat ini yang segala sesuatu disimpan secara virtual, misal di layanan penyimpanan data di komputasi awan, yang membutuhkan pusat data. Qualcomm berminat untuk ambil bagian.
sumber : Ada Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar